Senin, 08 April 2013

Mengejar mbak HELVI TIANA ROSA



Mimpiku hari ini adalah kenyataan esok hari, kenyataan hari ini adalah mimpiku kemarin
 (Hasan Al-Bana)

Teh ada acara bedah buku “ketika mas gagah pergi,”  besok di UPI(Universitas Pendidikan Indonesia) jam 09.30. tiba-tiba sebuah sms masuk. Antara perasaan cemas dan bahagia bersatu. Cemas karena aku takut tidak bisa mengikuti acara itu, masalah kantong kering tentu saja. Bahagia, sudah lama terimpikan untuk bertemu dengan mbak Helvi salah satu penulis favorit saya. Sampai malam saya masih gelisah, ikut atau tidak. Apalagi saat saya ngajak teman-teman yang lain, mereka tidak bisa. Semakin menambah keraguan di hati saya. Akhirnya saya harus menganbil keputusan walau pahit sekalipun. Pinjam uang ke temen, walau entah dengan apa saya nanti menggantinya. Dimana ada kemaun disitu ada jalan, pepatah itu yang  tetap saya yakini, pada akhirnya ALLAH memang memberikan jalan. Hari itu kebetulan ada rombongan siswa yang mau ke Bandung, walau dengan perasaan malu saya ikut nebeng ke mereka “lumayan hemat ongkos.” Berangkat jam 08.00 jadwal yang dijanjikan, 07.30 saya masih santai toh biasanya juga ngaret batin saya.  dugaan saya salah,  Ternyata mereka berangkat 08.30 tepat saat saya sedang mandi. Ketinggalan bis itu hal pertama yang saya sadari saat membuka smas dan ada 2 missedcall. Satu pelajaran berharga yang saya dapatkan” jangan berleha-leha dan menyepelekan waktu.”
Rupanya semangat untuk bertemu mbak Helvi masih bergemuruh, saya tidak mungkin menyi-nyiakan kesempatan ini. Meski masih memendam kekecewaan, akhirnya saya naik elf. Sekali lagi ALLAH benar-benar menunjukan kuasanya. Tepat pada saat elf yang saya tumpangi melintasi POM bensin, saya melihat mobil rombongan. Rupanya kekuatan saya belum cukup untuk turun dari elf dan bergabung bersama rombongan. Sepanjang perjalanan saya mengutuk diri sendiri, betapa pengecutnya saya. saya bertekad saat itu, jika mobil yang saya tumpangi berhenti di pasar maka saya akan turun. Mobil tetap melaju. Saya bener-bener H2C,  mungkin takdir saya harus naik mobil elf. Tapi entah kenapa hati saya seolah menolak itu, dia terus bergemuruh. Akhirnya saat detik-detik yang menegangkan, sebuah mobil bus melaju, tepat saat itu mata saja menagkap siluet bayangan mobil rombongan,  ini bukan halusinasi ini nyata. Dengan segenap kekuatan saya loncat dari elf saya kejar bus itu dan huff.....

Ketemu ddi mesjid AL_FURQAN UPI aja ya
Maaf teh saya kurang tau UPI nih.
 teh Sri memberikan rute yang bikin saya bingung sebenarnya hihi....akhirnya setelah muter-muter ketemu juga.
Ayo acaranya udah mau dimulai, mbak Helvinya udah datang.
###

Segenap kekuatan saya kumpulkan kembali untuk meniki tangga, meski perjalanan tadi begitu melelahkan, semua itu terbayar saat saya benar-benar melihat  mbak helvi berada di depan saya. 2 jam lamanya saya hanyut  mendengarkan mbak Helvi, sesekali diselingi dengan cerita yang mengundang tawa. Saya tidak menyangka ternyata kish perjalanan mbak helvi menjadi seorang penulis begitu berliku. Usaha saya selama ini ternyata belum ada apa-apanya.
 Subhanallah, perjuangan saya tidak sia-sia ternyata. Perjalanan bertahun-tahun  ingin bertemu mbak Helvi,  penulis favorit saya akhirnya hari ini ALLAH  mentakdirkannya. Uniknya dalam acara tersebut saya satu-satunya peserta yang bukan anak UPI, meskipun begitu mereka sepertinya tidak menyadariJ.
Sepulang dari acara dengan segenap inspirasi yang saya bawa, rasanya tidak akan terbendung sebelum saya bisa meluapkannya. Jadilah teman saya sebagai sasarannya, saya terus bercerita tentang pelajaran yang saya dapatkan, terutama buku “KETIKA MAS GAGAH PERGI”  saya benar-benar merekomendasikan untuk dibaca.
Kamu  kenapa tiba-tiba nyuruh saya baca buku ini
Buku ini bagus banget,suer. Pokoknya mbak ade  harus baca. Seluruh mahasantri di sini wajib, kudu, baca.
kamu  lupa mahasantri di sini gak boleh baca novel, takut mengganggu konsentrasi menghafalnya.
Kali ini tidak, buku ini dijamin bakal menambah konsentrasi mereka.maksa banget ya hehe....
Ok deh nanti ana coba izin dulu sama mudir, mudah-mudahan diizinin
Ya semoga.

Perlahan kubuka kembali sebuah diary yang telah usang. terpampang sebuah judul MY DREAM. Ketemu dengan mbak helvi tiana rosa, mimpi itu kini terwujud,  terdapat sebuah tanda ceklis di sana. Saatnya menuju peraduan, bersamaan dengan menutupnya mata   aku lantunkan sebuah doa “semoga kelak aku bisa menjadi penulis seperti mbak Helvi.”


2 komentar:

  1. wah...subhanallah teh umiiii..daebak petualangannya!! ii pingin...*aku ngiri* nanti kalo ada acara ketemu penulis gitu ajak aku ya teeh..^^
    amiin..
    main juga ke blogku ya teh

    BalasHapus
  2. gampang lah, tar aku ajakin banyak kok acara kepenulisan. iya maaf nih belum sempat mampir:)

    BalasHapus

Allah yang menunjukkan jalanNya

Kupikir belajar Bahasa Arab adalah pelarian Dari belajar TOEFL Yang tak kunjung naik scorenya untuk lanjut kuliah, awalnya memang begitu....