Minggu, 05 April 2020

Allah yang menunjukkan jalanNya


Kupikir belajar Bahasa Arab adalah pelarian Dari belajar TOEFL Yang tak kunjung naik scorenya untuk lanjut kuliah, awalnya memang begitu. Bahkan Salah satu dosen di LBI tempatku ikut Les TOEFL mengatakan, kalau mau mudah belajar Bahasa Inggris, belajar Bahasa Arab dulu, Karena Bahasa Arab lebih kompleks dibanding Bahasa Inggris. Maka Aku hanya ikut satu level saja, selebihnya kuputuskan untuk ikut Bahasa Arab di LIPIA kelas sabtu ahad, selain Karena memang Yang kursusnya harus dibagi-bagi :). Alasan kedua belajar Bahasa Arab adalah ingin memahami Quran, terutama sejak ngaji Sama ummi Yang bisa Bahasa Arab, tiap ketemu dikomporin terus "penghafal Quran Yang gak bisa Bahasa Arab itu sayang banget, gak bisa seutuhnya menikmati jamuan Quran Dari Allah.

Selain itu setiap Kali ikut kajian ustad ustadz pasti juga dibilang ayo belajar Bahasa Arab.
 Alasan 3 beberapa lingkaran pertemananku anak-anak syariah Yang notabene jago Bahasa Arab, itu kadang bikin ngiri liat mereka baca fiqh, tafsir dari kitabnya langsung, apalagi kalau liat mereka ngobrol pakai Bahasa Arab, udah lah beneran merasa sedih gak ngerti.

Maka ikutlah saya kelas Bahasa Arab di LIPIA, Hari pertama excited sekaligus bingung, gurunya langsung native Dari Sudan Yang beliau Sama sekali gak bisa Bahasa Indonesia. Jadilah dikelas itu hanya Ada 2 Bahasa, Bahasa Arab Dan Bahasa tubuh:).
Sering berjalannya waktu mulai Terbiasa dengan Aksen mereka Yang cepat, Dan kalau ditanya ya bisa jawab lah dikit-dikit.

Belajar Di Lipia Kami fokus pada percakapan, sementara untuk memahami Quran tentu butuh ilmu Yang lain, atau ilmu Nahi Dan Sharaf. Maka mulailah saya bertanya pada beberapa teman, adalah program Bahasa Arab intensif, Dan memang agak susah kalau bukan Di universitas atau ma'had. Maka terakhir saya Tanya k ustadz hasan, beliau ketua harian tempat saya ngajar di IQF Dan lulusan Lipia mungkin saja tahu. Tapi jawaban beliau sungguh tak diduga
"Ustadzah Cari teman saja, nanti belajar Sama saya Di IQF".

masyaAllah ini mah rezeki yang luar biasa, udah gak perlu jauh-jauh lagi nyari. Akhirnya Aku Coba Cari beberapa teman Yang mau ikut belajar, alhamdulillah pertemuan pertama penuh, berikutnya? Jangan ditanya, bahkan diakhir bulan hanya tinggal berdua. Itupun saya harus memaksa teman saya untuk terus mau belajar, Dan kasih motivasi Insha Allah Kita bisa sampai selesai. Alhamdulillah buku 1 nahwul wadih selesai. Berikutnya teman saya ini menikah Dan ikut suaminya, maka saya harus cari teman lagi agar belajar Bahasa Arab tetap jalan, Karena tidak mungkin kalau ustadz hanya mengajari saya saja.
Saya ajak teman-teman kursusan Lipia untuk ikut, alhamdulillah mereka bersedia meskipun jauh, Dari bintaro kedepok. Dari sepekan 3 Kali berubah menjadi 2kali, sampai akhirnya hanya sepekan sekali Karena jarak yang jauh itu. Saya pun ikut aja tidak apa-apa asalkan Masih tetap bisa Bahasa arab, jatuh bangun rasanya apalagi sudah masuk buku nahwul wadih 2 Yang pelajaran i'rabnya sudah Makin panjang. Selain harus menjaga semangat belajar, saya juga harus tetap menjaga semangat teman saya untuk terus mau belajar supaya kelas tetap Ada.

Kamipun mengadakan kelas tambahan,untuk membahas soal dan materi minggu lalu. Namun pada akhirnya, mereka memutuskan untuk tidak lanjut, Dan berarti kelas Bahasa arabpun Akan berhenti 😭😭.ya sudah sayapun tidak bisa maksa-maksa lagi Karena kasian juga jarak Yang jauh.

 Selanjutnya saya Masih Coba mencari informasi untuk bisa tetap bisa ikut kelas Bahasa Arab. Dan 6 maret 2020, Allah menjawab doa saya. bahkan langsung belajar Bahasa Arab Di negara Yang berbahasa Arab (Yordania). Teringat satu ayat di Quran
والذين جاهدو فينا لنهدينهم سبلنا
"Dan orang-orang Yang bersungguh-sungguh, Allah Akan tunjukan jalannya".
Tugas Kita memang hanya bersungguh-sungguh Karena jalan-jalannya Allah Yang Akan membentangkan, bahkan Dari arah yang tidak pernah Kita duga.
Bersungguh-sungguhlah, Karena Allah Yang Akan menunjukkan jalanNya

#NotesFrom Jordan
Amman, Yordania. 9 Maret 2020
Bersama semilir angin musim dingin

Maukah kamu bersabar? (Tadabbur Al-Furqan:20)



Kita tidak bisa memilih ingin dengan siapa Kita hidup, bekerjasama, atau menjalin pertemanan. Karena mereka Yang hadir Dalam kehidupan Kita adalah bagian Dari  takdir Allah. Meski Yang Kita temui tidak selalu orang-orang baik, atau ya nggak orang jahat banget juga. Mungkin bisa dibilang annoying lah, Yang bikin Kita males melakukan interaksi dengannya.

Tentu aja Allah punya maksud dibalik kehadiran orang tersebut, mungkin aja itu bagian dari peluang Kita untuk beramal sholeh, mengingatkan orang tersebut. Atau bisa juga Allah nunjukkin "kamu jangan memiliki sifat seperti ini, Karena tidak disukai orang-orang. Yang semuanya memiliki pelajaran Yang berharga. Pagi ini ketika murojaah surat Al-Furqon ayat 20:
وجعلنا بعضكم لبعص فتنة أتصبرون
"Dan Kami jadikan sebagian kamu, sebagai cobaan bagi sebagian Yang lain, maukah kamu bersabar?"
Aku termenung, kenapa Allah menunjukkan ayat ini, kok kayaknya lagi Pas banget. Ya itu jawanannya, maukah kamu bersabar? Tinggal Kita jawab ya atau tidak. masyaAllah, lagi-lagi tentang Sabar.

Semoga Kita tidak menjadi beban bagi Yang lain. Jikapun iya, maka berikan kesabaran pada mereka ya Rabb atas  beban Yang  telah Kami berikan.

#NotesFromJordan
27 Maret 2020
Ketika Bunga mulai bermekaran

Corona Dan tawakkal Kita pada Allah

Notes from Jordan

Corona Dan tawakkal Kita pada Allah
(Aku tidak tahu apakah ini nikmat atau musibah, Aku hanya berprasangka baik pada Allah)

Tanggal 6 Maret kami berangkat ke Yordania, 2 hari sebelumnya, untuk pertamakali Indonesia mengumumkan Ada warganya yang terkena Corona Di Depok. Rencana awal saya Akan berangkat dari Depok, Karena semua barang masih di depok termasuk barang-barang penting. Koper dan winter clothes. Waktu itu saya berfikir Akan tetap pergi ke Depok, bismillah aja. Namun ternyata orang tua dan dari pihak yayasan tempat saya kerja tidak mengijinkan, Karena di khawatirkan Akan menimbulkan masalah. Akhirnya saya Cari win-win solution. Saya minta teman Yang kerja di ciputat untuk bawakan koper saya,dan Kita ketemu di Ciputat, lumayanlah pertengahan (makasi Banyak buat Hanif Audina Yang sudah mengantarkan koper 😭😭).

Beberapa teman juga menanyakan "yakin mau tetap berangkat? Emang gak ditutup negaranya? Bandara itu tempat Yang rawan loh buat penularan"
Saya faham kekhawatiran mereka juga Karena bentuk sayangnya pada Kita, pun dengan para orang tua yang anaknya mau pergi jauh selama 3 bulan, tentu Ada rasa berat hati melepasnya dengan kondisi seperti ini.

Maka grup WhatsApp orang tua penuh dengan info Corona, mulai dari yang ilmiah sampai Yang hoax. Saya sampaikan pada bu Nur, beliau manager program ini, "bu apa sebaiknya info seperti itu di cut saja Karena akan membuat orang tua yang lain panik" ibu Nur bilang, biarkan saja Karena mita juga jangan menutup-nutupi informasi, Yang perlu Kita sampiakan bagaimana sikap seorang Muslim menyikapi musibah, biarkan mereka menggunakan logika Dan Iman".
masyaAllah Dari yang pertamanya saya takut, jadi ikut tenang. Apalagi bagi seorang penghafal Quran, setiap kali ada  musibah menjadi bahan taddabur, untuk lebih meningkatkan kecintaannya pada Quran. Kita melakukan ikhtiar dunia, namun ikhtiar langit yang harus lebih Kita kuatkan, dan juga semakin menyandarkan Kita berapa manusia itu mahluk yang lemah, virus makhluk Yang sangat kecil sudah membuat Kita, bahkan dunia ketakutan, maka Allah lah sebaik-baik tempat kita bergantung.

Tentu saja Kami juga ikut anjuran WHO, untuk sering cuci tangan dan sebagainnya sebagai bentuk ikhtiar, Dan terus memantau berita Dari KBRI Yordania.
Alhamdulillah 7 maret Kami touch down di Yordania dengan selamat, dan melewati imigrasi dengan lancar.

Pagi ini mendapatakan kabar bahwa Yordania pun Akan lockdown mulai besok, itu artinya kegiatan belajar Bahasa Arab Kami Di Ewan Institute pun akan libur selama 2 pekan, kabar baiknya Kami bisa fokus bersama Quran selama 2 minggu ini.
Teringat Salah satu kisah Di Jaman Abbasiyyah, ketika mendapatkan musibah/nikmat laki-laki tua tersebut selalu mengatakan "Kami tidak tahu apakah ini musibah atau nikmat, Kami hanya berprasangka baik pada Allah".

Kitapun demikian, entah ini musibah atau nikmat Kita harus selalu berprasangka baik pada Allah.

Yordania, 15 maret 2020
Bersama angin permulaan musim semi

Allah yang menunjukkan jalanNya

Kupikir belajar Bahasa Arab adalah pelarian Dari belajar TOEFL Yang tak kunjung naik scorenya untuk lanjut kuliah, awalnya memang begitu....