Minggu, 31 Maret 2013

Katika keyboard bicara



Aku termenung di depan computer memperhatikan tools-demi tools huruf yang ada di keyboard, setengah jam berlalu tak juga jari ini menyentuh key board. Satu jam berlalu begitu saja,  tanpa hasil. Perlahan kini aku mulai menyentuhnya, merasakan ada chemistry aku dengannya. Dapat Aku dengar key board itu berbisik padaku sentuhlah aku, maka kau akan mendapatkan keajaiban. Aku mulai berani memainkan jari ini, setiap aku berhenti ingin meghapus tulisan selalu ada bisikan jangan di hapus biarkan waktu yang memperbaiki tulisanmu. Maka aku urungkan niat itu sampai akhirnya aku tidak menyadari satu halaman telah penuh dengan tulisanku. Ku baca ulang kembali tulisanku dari awal, aku tersenyum. Biarlah waktu yang akan memperbaiki tulisanku……….

prestise vs prestasi


Sekilas percakapan saya dengan bapak penjual es podeng di depan sebuah uiversitas islam negri daerah Ciputat
Bapak penjual es: jurusan apa neng?
Saya: ekonomi syar’ah, saya gak kuliah di sini pak
Bapak penjual es: di Muhammadiyah Jakarta?
Saya: bukan, saya kuliah di SEBI(Sharia Economic Banking Institute) daerah Sawangan
Bapak penjual es: memang yang kuliah di sini  hanya orang pintar, dan beruntung saja
Saya: dekat sedikit nada kesal namun berusaha tetap dengan  nada candaaan, dan yang punya duit pak, kata saya
Bapak: oh bukan
Saya: ya harus pak kalau gak punya duit gak bisa makan
haha.....saya dan bapak penjual es tertawa
Akhirnya teman saya ikut menimpali, gak juga pak  universitas  yang bagus dan gede  itu belum tentu mahasiswanya baik semua, karena kuliah itu tergantung kitanya. Mau kulaih di tempat sebagus apa juga kalau kita gak benar-benar ya sama aja, begitu juga sebaliknya  ketika kita kuliah di swasta atau di tempat yang tidak segede universitas ini kalu kita sungguh-sungguh pasti akan berhasil.
Bapak: iaya neng, kan tergantung juga abis lulus kuliah dia dapet kerja atau tidak. Ini neng es podeng nya udah  jadi
Saya dan teman: iya, makasi pak
Kami pun berlalu.
Kadang kita terpesona dengan tampilan luar dan lupa bahwa kampus yag besar belum tentu berhasil mencetak orang-orang besar. Mungkin kita dapat prestise karena kuliah di kampus besar dan megah tersebut tapi belum tentu kita mendapatkan prestasi. Karena nyatanya banyak juga orang yang bermasalah di negri ini justru lahir dari kampus-kampus tervaforit  di negri ini. Dimanapun kita kuliah atau belajar prestise memang penting namun yang jauh lebih penting adalah bagaimana kita bisa berprestasi. Karena prestise tanpa prestasi non sense.

Jumat, 29 Maret 2013

catatan hati seorang santri




Masuk Pesantren? Oh no!!!
Tdak mungkin terjadi! Pasti hanya mimpi buruk. Aku harus segera bangun dari mimpi buruk ini. Tapi, ini bukan mimpi, ini kenyataan. Kenyataan pahit yang harus aku telan. Bukankah seharusnya aku sedang kuliah? Tapi kenapa aku terdampar di sini? Di tempat yang penuh dengan kekangan ini?

Aku tak tahu, entah kenapa tiba-tiba aku harus terdampar di planet bernama Pesantren ini. Planet dengan penghuni yang aneh, memakai kerudung lebar, tidak ada komunikasi antara laki-laki dan perempuan, tidak ada internet, tidak ada acara jalan-jalan. Huh!! Hari-hariku pasti akan suram di sini, itu pikirku saat itu.

Aku tidak terbiasa dengan semua ini, semuanya serba ngantri, tidak boleh berisik, tidur tepat waktu, dibangunkan pagi-pagi buta. Tidak! Ini bukan duniaku. “Ishbir ya ukhti.” hanya kata itu yang biasa aku dengar. “Sabar sih sabar! Tapi semua kan ada batasnya.” batinku. Kufikir, penderitaan ini berakhir sampai di sini, ternyata tidak! Tidak ada hp ataupun intrnrt, bagaimana aku bisa menghubungi teman-temanku? Satu hp untuk 70 santri, nelfon cuma 10 menit, sma 4 kali dalam sebulan. Bisa gila aku di sini! Belum lagi kalau berpapasan dengan kaum Adam harus menundukkan pandangan. Kalau ada acara bareng antara laki-laki dan perempuan, pakai hijab atau pembatas biar gak saling melihat . Oh my God, apa-apaan ini?

Bagaimana mungkin aku harus bertahan di sini selam dua tahun? Kabur? Ya, mungkin itu satu cara agar aku bisa keluar dari sini. Tapi apa nantikata ibuku?ibuku pasti kan sangat kecewa, dan aku tidak mungkin mengecewakannya. Bertahan, mungkin hanya itu yang bisa akulakukan. Meski kadang aku lelah, lelah dengan cerita teman-temanku. Cerita perjalanan kuliah mereka yang penuh dengan warna-warna kehidupan yang indah. Sementara aku? Berdiam di asrama tanpa tahu dunia luar.

Bulan demi bulan aku lalui, tak terasa kini aku mulai nyaman tinggal di sini. Di sini tidak seburuk yang aku bayangkan ternyata. Teman-teman di sini begitu ramah, benar-benar sosok sahabat yang aku inginkan selama ini. Mereka ada kala aku senang, menghiburku kala aku sedih, mengingatkan jika aku sedang lalai. Di tempat ini pula akumendapatkan begitu banyak pelajaran. Tentang bagaimana indahnyahidup bersama, memahami satu sama lain. Semua itu tidak pernah aku dapatkan sebelumnya.

Hari-hari kuisi dengan menghafal kalam-kalamNya, membaca surat cinta dari Sang Pencipta, dan itu menjadikan aku semakin mencintaiNya. Kadang saat rasa jenuh itu menyapa, rehat sejenak pergi mentafakuri ciptaanNya berkumpul bersama teman-teman seperjuangan menciptakan energi kembali untuk terus belajar, belajar dan belajar.

Masuk pesantren bukanlah impianku. Tapi tahukah kalian? Semua mimpi yang pernah aku bangun terwujud di sini. Ketika dulu aku ingin ketemu penulis hebat, di sini aku bertemu dengan mereka. Ingin membaca buku-buku bagus, karena di daerahku masih sangat kurang buku, tapi di tempat ini aku melahap semuanya. Bertemu dengan orang dari berbagai pulau di Indonesia, Subhanallah, maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang akan kau dustakan?

Suatu ketika teman-temanku mengajak reunian. Awalnya aku enggan untuk hadir. Apalagi rata-rata temanku kuliah, aku pasti akan minder. Astaghfirullah aku segera menyadarinya. Malu? Kenapa aku harus malu? Bukankan menghafal Al-Qur'an itu tugas yang mulia? Tanpa diduga, sambutan teman-temanku sangat luar biasa. Bahkan aku dipanggil Ustadzah. he..he..Mereka menjadikan aku tempat bertanya berbagai persoalan. Subhanallah, indahnya! Meski aku tidak kuliah tapi ternyata aku bisa berbagi ilmu dengan mereka.

Satu hal yang selalu aku yakini, kerja keras dan pengorbanan itu akn mengantarkan pada sebuah kesuksesan. Awalnya aku juga tidak percaya, bagaiman mungkin aku bisa menghafal Al-Qur'an yang setebal itu? Tapi, lihatlah? Denagn izinNya, aku bisa! Terbayang olehku bagaimana-susahnya menghafal ayat demi ayat, bahkan sampai harus berlinang air mata. Tapi tak masalah bagiku, toh itu semua yang mudah-mudahkan akan mengantarkan aku pada surgaNya.

Begitulah skenario Allah, selalu ada kejutan dalam setiap episodenya. Dunia pesantren di mataku adalah dunia terindah yang pernah aku singahi. Dunia yang penuh dengan perjuangan, kerja keras, kebahagiaan, kesedihan, tapi semuanya terbingkai dalam keindahan. Kini aku sadar kenapa saat dulu  mengikuti tes masuk ke PTN aku tidak lulus, itu semua karen  Allah telah memilihkan tempat terindah untukku. Pesantren, sebuah university of life, kampus peradaban, karena didalamnya aku belajar untuk lebih beradab. Belajar memahami arti hidup yang sebenarnya.

Jangan pernah berfikir pesantren adalah penjara. Karena suatu saat kau akan tahu, pesantren adalah dunia terindah yang ada di dunia ini. Tak akan pernah habis kisahnya, kisah persahabatn yang dibalut dalam bingkai ukhuwah tertinggi. Dunia pesantren adalah dunia yang tak pernah aku impikan, namun dia singgah mengisi kehidupanku dengan berjuta pesona dan keindahan yang bukan hanya sekedar fatamorgana belaka.

Terimakasih ya Rabb, telah Engkau hantarkan hamba ke tempat ini, tempat yang menjadikan hamba semakin mencintaiMu. Terimakasih Ibu untuk semua kerja kerasmu dan semangat yang selalu engkau pancarkan. Terimakasih untuk teman-teman seperjuangan yang telah mengisi hari-hariku. Tanpa klian aku tak berarti.

Begitulah pada akhinya Allah tidak akan memberikan apa yang kita inginkan, tapi Allah memberikan apa yang kita butuhkan. Karena seberapapun indah rencana kita tetap rencana Allah jauh lebih indah.

aku bukan kutu buku




            Entah sejak kapan aku mengenalnya, yang jelas kehadirannya dalam hidupku membuat hari-hari ku selalu penuh warna, canda tawa, bahkan kadang air mata. Dia bernama..... buku.
            Tidak butuh proses lama untuk mengenalnya. Awal aku berjumpa dengannya disebuah perpustakaan, dia berjajar dengan teramat rapi. Tiba-tiba, entah mengapa aku ingin sekali mengambilnya, untuk mengenalnya lebih jauh. Setelah aku buka, aku pun menemukan sesuatu yang tak pernah aku tahu sebelumnya. Mulai saat itulah aku bersahabat dengan buku. Kemana pun aku pergi, dia selalu ada bersamaku.
            Awalnya hanya buku dongeng yang aku baca, maklum, waktu itu aku masih duduk di sekolah dasar. Seiring berjalannya waktu, aku mulai melahap berbagai jenis buku. Mulai dari novel, sastra, majalah, sampai  koran pembungkus gorengan pun aku baca karena di daerahku masih jarang sekali buku.
            Aku ingat, saat aku masih duduk di sekolah dasar, kakakku membawa novel Siti Nurbaya dan Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Karena saking tidak adanya buku, maka aku baca semua. Padahal, itu masuk dalam kategori sastra. Pada waktu SMP, aku masih setia dengan buku. Karena yang ada di sekolahku hanyalah buku dongeng nusantara, mau tidak mau, aku hanya membaca itu. Padahal, aku sangat ingin membaca novel. Di SMA, aku mulai mendapatkan kemudahan. Awalnya memang hanya buku sastra yang kubaca, tapi saat itu, alhamdulillah, salah satu ekstrakurikuler di sekolahku berlangganan majalah Annida. Rubrik yang paling aku sukai adalah info buku dan resensi buku. Dari sanalah aku mulai mengenal banyak buku, meski hanya sinopsisnya saja yang dapat aku baca. Aku yakin suatu saat aku akan membaca buku itu.
            Kadang aku iseng mengikuti kuis resensi buku, Alhamdulillah, pada saat itu aku beruntung dan menang. Perasaan haru dan senang bercampur dalan hatiku, karena untuk pertama kalinya aku mempunyai buku hasil dari keringatku sendiri. Saat itu, aku hadiahkan buku tersebut kepada salah seorang guru favoritku. Subhanallah, setelah kejadian itu, Beliau mengajakku untuk mendirikan sebuah organisasi yang bertujuan untuk menumbuhkan minat baca di sekolahku. Namanya, RECICA (Remaja Cinta Baca), organisasi yang kami rintis dari awal. Bermula hanya lima orang saja yang berminat, setiap momen kami selalu mengadakan pengumuman dan Alhamdulillah anggotanya bertambah menjadi 30  orang. Berbekal semangat dan tekad, akhirnya kami bisa membeli beberapa buku hasil dari iuran para anggota.
            Saat itulah, novel-novel yang dulu hanya bisa aku baca resensinya, ada di dalam genggamanku. Tigak kuat rasanya, aku ingin segera melahapnya. Bahkan aku pernah menjadi duta baca di sekolah yang bertugas mengajak para siswa agar suka membaca.
            Hal terberat yang aku alami adalah, saat menjelang Ujian Nasional (UN). Sementara aku harus berkutat dengan contoh soal-soal, di pojok meja belajarku telah bertumpuk beberapa novel yang ingin segera aku selesaikan. Alhasil, karena saking tidak kuatnya, aku membuat perjanjian dengan diriku sendiri. Jika berhasil mengerjakan soal, hadiahnya ku boleh membaca novel. Begitulah, berawal dari motivasi membaca, aku semakin giat belajar.
######
            Jika ditanya buku apa yang paling menginspirasiku, kurasa aku akan menjawab, Laskar Pelangi. Saat mulai putus asa dengan mimpi-mimpi, dengan masa depan yang serba tidak jelas, Laskar Pelangi hadir dengan sejuta energi yang mampu membangkitkan kembali mimpi-mimpiku. Aku masih ingat kata-kata yang menginspirasiku, “ kejar pelangimu sampai ke ujung dunia”. Sejak saat itu aku selalu berani bermimpi. Mimpi yang bukan hanya sekedar angan, tapi, mimpi yang pasti akan aku wujudkan menjadi kenyataan. Seperti halnya Ikal.
            Entah mengapa, saat membaca novel, ada sesnasi tersendiri yang aku rasakan. Aku seperti hanyut bersama alur ceritanya, bahkan terkadang aku tidak menghiraukan apa pun, ajakan atau pun panggilan dari teman-temanku. Tak ayal kadang mereka jadi ngambek. Pernah suatu kali, aku keasyikan membaca buku sampai lupa mengerjakan pekerjaan rumah, tentu saja ibuku marah-marah. Akibatnya, semua buku disembunyikan dan untuk menebusnya aku harus mengeluarkan jurus air mata buaya. He..he.
            Dulu, aku tidak mempunyai anggaran untuk membeli buku. Namun tetap ada cara untuk tetap membaca, yaitu dengan meminjam ke perpustakaan. Butuh waktu berhari-hari untuk mengantri sebuah judul buku. Akhirnya aku mencari cara lain, menjadi asisten pustakawati. Why not!? Setelah menawarkan diri untuk menjadi asisten pustakawati kepada pihak sekolah, Alhamdulillah keinginanku terpenuhi. Sejak saat itu, meski harus pulang telat ke rumah, tak masalah bagiku asalkan aku bisa menjadi orang yang pertama membaca buku-buku sebelum orang lain tahu. Bahkan, teman-temanku yang alergi membaca, mereka tinggal mengorek keterangan dariku dan semuanya beres. Betapa indahnya ketika kita dapat berbagi ilmu dengan teman-teman. Tapi aku bertekad, bahwa kelak suatu saat nanti mereka akan menjadi penggila buku sepertiku.
            Sejak saat itulah teman-temanku memberikan gelar ‘kutu buku’. Awalnya, aku masih terima-terima saja, namun setelah aku teliti, bukankah kutu itu adalah makhluk jorok dan merugikan? Segera saja aku mengadakan semacam konferensi pers bahwa aku bukan lagi ‘kutu buku’, melainkan pencinta buku. Berbeda dengan para pencinta buku yang lain, aku tidak berpenampilan culun dengan kacamata berlensa tebal. Penampilanku tetap biasa saja, tidak jauh berbeda dengan teman-teman yang lain karena aku ingin membuktikan bahwa orang yang sering berkutat dengan buku bukan berarti selalu kuper, justru mereka adalah para pemegang kunci jendela dunia dengan segudang ilmu dan pengetahuan yang mereka punya.
######
            Selalu ada kejutan disetiap episode kehidupan kita. Begitulah yang aku rasakan saat ini. Saat aku harus memasuki dunia pesantren, Negeri 5 Menara karya A. Fuadi hadir di sisiku. Menerangkan padaku bahwa kehidupan pesantren bukanlah hanya sebatas pergaulan di asrama dan berjuta peraturan, namun juga menawarkan keindahan- keindahan lain serta persahabatan.
            Di tempat ini, aku menemukan sebuah tempat dimana aku bisa berenang sepuasnya dalam lautan ilmu yang letaknya persis di belakang asrama dimana aku tinggal. Ya, perpustakaan. Di dalamnya tersimpan banyak mahakarya anak bangsa. Rak demi rak aku susuri dengan perasaan tidak sabar untuk segera melahap habis semuanya. Kemudian, ada satu rak yang membuatku tersenyum haru saat aku melintasinya, aku terpana. Kata ‘fiksi’ tertulis jelas di sana. Entah kenapa, aku pun merinding begitu aku membaca satu persatu judul buku yang dulu hanya impian bagiku untuk membacanya. Mipiku menjadi nyata, batinku saat itu. Aku samasekali tidak menyangka, perjalanan panjang yang awalnya tidak aku inginkan ternyata telah membawaku untuk  mewujudkan salah satu mimpiku yang sangat berharga.
            Di sini, tempat dimana terdapat berjuta ilmu yang bermanfaat, di tempat dimana aku menghafal kalam-kalamNya, aku tak hanya menemukan buku-buku yang aku inginkan namun aku juga berkesempatan bertemu dengan para penulis hebat yang terkenal. Dulu, aku hanya mendengar namanya dan membaca karya-karyanya, kini mereka hadir di hadapanku, memberikan motivasi untuk tidak sekedar membaca tapi juga menulis. Kelak karyaku nanti akan memberikan banyak manfaat untuk orang lain. Aku pun berazzam, suatu saat nanti aku bukan hanya seorang pembaca, tapi juga seorang penulis hebat.
            Banyak sekali pengalaman yang aku dapatkan dari membaca buku. Buku-buku karya Tere-Liye telah mengajarkanku tentang kehidupan. Dengan karyanya, Kang Abik mengajariku tentang mencintai menurut aturanNya. Andre Hirata membuatku berani terus bermimpi dan dari buku A. Fuadi aku belajar bagaimana kerja keras dan bahwa pengorbanan akan menghantarkan kita pada kesuksesan.
            Seberapa pun hebatnya karya-karya mereka, masih ada satu lagi buku yang jauh lebih hebat dan berharga. Ia tak hanya sebatas mengajarkan tentang kehidupan, tapi juga mengajarkan tentang bagaimana proses penciptaan alam semesta beserta isinya, tentang adanya kehidupan setelah mati, serta banyak lagi hal lainnya yang membuat kita akan semakin taat dan mencintaiNya. Membacanya membuat hati ini tentram, ialah kumpulan surat cinta dari Sang Penguasa Alam Semesta kepada para hambaNya, Al-Qur’an. Iqro’. Itulah wahyu pertama yang diturunkan yang artinya bacalah. Itu merupakan perintah Nya kepada hamba-hambaNya yang tidak hanya sekedar perintah. Bagaimana mungkin kita dapat menolak untuk tidak mengerjakan perintah Nya. Maka, saksikanlah, aku pasti akan memenuhi seruan itu dan aku akan teriakkan denan keras dan lantang, “aku mencintai buku!!”
######


kisah tentang luka


Aku tidak pernah percaya bahwa di dunia ini ada persahabatan yang abadi, yang ada hanyalah sedikit kebahagiaan dan banyak kisah memilukan. Tapi hari ini teori itu terbantahkan.
***
Sifatku yang supel, mudah bergaul dengan semua orang, membuatku jarang sekali mempunyai teman dekat. Bagiku sudah cukup bahagia ketika kita bisa berbagi dengan semua teman tanpa harus ada keterikatan dengan satu orang. Meskipun pada akhirnya, aku baru sadar betapa perlunya seorang sahabat, terlebih ketika aku menjalani kehidupan di asrama.
Dia beda, itu kesan pertama. sifat yang tak jauh berbeda denganku, supel, periang.meskipun umurnya di bawahku tapi wawasan dan pengetahuannya jangan di ragukan. Itu yang menjadikan kami sering berdiskusi panjang lebar hingga tak sadar sebenarnya sudah memasuki wilayah pribadi (baca:curhat). Ada satu hal yang membuat aku selalu merasa berharga di matanya, sifat kekanak-kanakan yang dia miliki menjadikan aku merasa menjadi kakak untuknya. Bertanggung jawab untuk menjaga kelangsungan hidupnya (haha…….). aku ingin selalu tampil baik di matanya agar kelak diapun bisa mengikuti jejak aku, Ingin selalu  ada saat dia sedih, ingin selalu ada saat dia benar-benar membutuhkan aku. Ingin selalu menunjukan bahwa aku adalah orang yang paling peduli kepadanya.
***
Kala itu senja begitu indah
Assalamualaikum…….
Waalaikumsalam
Kak bokeh aku kenalan?
Haha…..tentu saja boleh, memangnya siapa aku ini sampai harus menolak diajak kenalan
Icha, tiba-tiba dia mengulurkan tangannya tak sampai satu detik langsung ku sambut uluran tangannya,ami balasku dengan senyum terindah yang pernah aku buat ^_^. Hari ini meski tak ada ikrar yang terucap entah ada keyakinan dari mana, “ suatu saat dia akan menjadi orang yang aku sayangi “ batinku.
Kak aku masih buta banget ni sama dunia pesantren, sama kak ami juga dulunya sepertu itu. Tapi perlahan kita akan tahu dan mengenal lebih jauh tentang pesantren, kamu tahu cita-cita kak ami adalah menjadi ahli kimia, kuliah di Perguruan Tinggi Negeri(PTN). Tapi apa yang terjadi, kakak justru terdampar di sini, tempat yang kakak fikir penuh dengan segala kekangan, itu karena kakak tidak pernah menyelami dunia pesantren. Tapi sekarang, kakak sadar tempat ini adalah surganya para perindu surga, surganya para pencinta ilmu dan surganya para pemimpi kejayaan umat islam. Karena di sini kita akan membangun peradaban, menuju manusia yang beradab. Dan icha juga yakin, mimpi kakak pasti akan terwujud, tidak hari ini maka besok asal kakak yakin, maka Allah akan mudahkan segalanya.
Makasih ya cha
Iya sama-sama kak, nanti icha bilang sama ayah supaya mencari info tentang beasiswa. Pokoknya apapun itu akan icha lakukan agar mimpi kaka mi bias terwujud, karena kak ami adalah kakak aku, bahkan lebih dari itu.
Tak terasa ada buliran hangat di pipi, terimakasih ya rabb.

Kakak  ami kalau nanti kakak kuliah, bahasa pengantarnya bahasa Inggris. Jadi, kakak harus bisa bahasa Inggris
Aduh, bahasa Inggris kakak berantakan Cha
Oke malam ini kita belajar bareng
Tapi, kamu besok setor hafalan
Udah tenang aja
Eh gak bisa gitu, nanti kalau tiba-tiba Ustadzah nanyain ke kakak gimana, ini gara-gara kamu gimana hayoo? Mana wajah Ustadzah jalau lagi marah, iiih….. seremnya ampun deh
Kan kakak yang ngajari aku untuk bisa mengatur waktu, jadi tadi sore aku udah ngafal kakakku sayang
Iya adikku yang hebat.
Oke sekarang kakak basa teks ini
Ah gak mau, malu
Eits…… gak ada kata malu
Tapi kamu jangan ketawa ya
Iya iya….janji
I sometimes lie awake at night
And wonder at the stars so bright*
Tuh kan kamu senyum-senyum
Nggak kakak itu lucu banget baca bahasa Inggris pake logat sunda haha…..jadi mendayu-dayu.

Tak ada kebahagiaan yang abadi, benarkah? Bukankah Allah akan menguji setiap hambanya, tak terkeculi ujian dalam persahabatan.
Kakak kemana aja? Aku tuh tadi pengen cerita, kakanya gak ada. Akhirnya aku cerita sama kak Nadia. Dia orangnya asyik ya kak, bijaksana lucu lagi dan yang paling penting dia bisa ngasih aku solusi. “bisa ngasih solusi, berarti selama ini aku gak bisa ngasih solusi” batinku.
Cha tidur yuk  udah malem nie,
Kakak duluan masih pengen ngobrol sama kak nadia, kayaknya icha mau tidur di kamar kak Nadia
Oh ya sudah, selamat malam.
Ya allah apakah ini perasaan cemburu? Tapi terlalu konyol, apakah ada cemburu dalam persahabatan? Jangan-jangan aku tidak normal lagi. Oh no…….tapi aku masih menyukai  manusia dari planet mars kok, bener.
Aku ingin mengakhiri semuanya dengan indah, begitu juga dengan kamu Cha. Kamu adalah orang yang pernah sangat begitu berarti, meski aku tak tahu apakah aku berarti di mata kamu. Sampai hari ini pun ketika aku akan meninggalkan pesantren ini, aku masih tidak mengerti dengan perasaan ini, benarkah ini perasaan cemburu? Atau aku yang terlalu egois? yang tidak membiarkan orang lain untuk bisa dekat denganmu.
 Tak terasa dua bulan sudah kita tak pernah saling menyapa, dan hari ini aku wisuda. Ucapan selamat dari orang-orang dan berfoto bersama, tapi kamu tak pernah kunjung menyapa. Bagaimana mungkin orang yang dulu amat aku sayangi sekarang menjadi orang yang begitu asing di mataku. Teringat kembali akan satu  sabda rasulallah “cintailah kekasihmu seperlunya karena boleh jadi kau akan membencinya, dan bencilah seperlunya karena boleh jadi kau akan mencintainya”.Mungkin ini teguran dari ALLAH, aku yang salah karena terlalu menyayangimu hingga tak menyisakkan sedikitpun ruang untuk membencimu.
Sedikitpun tak pernah aku inginkan untuk meninggalkan kisah luka, masih ada waktu untuk memperbaikinya, hanya saja aku tak tahu kapan semua itu akan terjadi, biarlah  hati kita yang akan saling menjawab……….
As-syifa 20:45, 23 juli 2011
Untuk seseorang yang  pernah sangat  begitu berarti

*a child’s prayer (zain bikha)

agar cinta tak buta




Allah menganugerahkan rasa cinta kepada manusia, agar mereka  hidup damai di muka bumi.karena dengan cinta, kedamaian, kasih sayang, kerukunana, dan ketentraman akan terjalin. Namun kadang kita salah memaknai cinta itu sendiri. Terlebih memaknai cinta antar lawan jenis. Ketika rasa itu hadir dengan berani kita akan mengatakan “aku mencintaimu karena allah” karena cinta itu adalah fitrah manusia dan anugerah dari Allah maka kita harus mensyukurinya. Sepenggal kalimat diatas memang benar adanya, namun bentuk kesyukuran itu yang kadang kita maknai dengan salah kaprah.  Setelah kata itu terucap maka muncullah rasa-rasa yang lain, perhatian, sms tausiyah yang judulnya saling mengingatkan namun berakhir pada saling perhatian. Jika kita memaknai cinta dengan pemahaman yang dangkal mungkin akan terjadi semacam ini.namun jika kita sadar cinta itu adalah fitrah. Fitrah yang maknanya suci berati cinta itu adalah suci, tanpa harus kita nodai dengan hal-hal yang akan merusak esensi cinta itu sendiri. Jika kita mengatakan aku mencintaimu karena allah, tentu saja semuanya harus berdasarka aturan Allah, bukan seenaknya mengatur sendiri.  Kita sering mendengar kata “cinta itu buta”  ya jelas saja buta karena cintanya tidak sesuai dengan atura Allah. Nah sobat biar cinta kita gak buta, berikut ini tipsnya

1.     Cintai segala sesuatunya karena Allah dan ikuti aturan mainnya Allah
2.    Jadikan cinta kepada Allah dan Rasulnya sebagai nomor satu
3.    Mencintai sesuatu tidak secara berlebihan, proposional sajalah. Seperti dalam sebuah hadits mengatakan “cintailah segala  sesuatu  seperlunya saja karena boleh jadi engkau akan membencinya dan bencilah segala sesuatu sepeperlunya karena boleh jadi kau akan mencintainya
4.    Jangan mengumbar cinta yang belum halal
5.    Ingat selalu bahwa ketika kita menjaga kesucian cinta ini, maka Allah akan menjaga kesucian cinta kita
6.    Cinta suci ini hanya akan kita berikan kepada orang yang telah Allah pilihkan untuk kita. Seseorang yang sedang menunggu disana ^_^
7.    Cinta dalam bingkai syariat islam lah yang di ridhoi oleh Allah

Semoga cinta kita tak pernah buta ya sob_


Rabu, 27 Maret 2013

temukan jalan kesuksesanmu


28 maret 2013-03-28
Setiap orang memiliki sisi kesuksesan tersendiri dalam hidupnya dan itu bergantung dengan apa yang dia usahakan dan apa yang ia minati, kadang ketika melihat orang lain sukses denga bidangnya kita akan cepat iri dan mengikuti jejaknya. hal itu memang bagus, namun kadang kita melupakan apa yang sedang kita jalani sekarang, sehingga kesuksesan yang kita raihpun akan lama karena kita tidak focus dengan apa yang kita kejar. Percayalah anda punya sisi kesuksesan masing-masing jangan mudah tergiur oleh jejak kesuksesan orang lain sementara anda melupakan tangga yang sedang anda pijak menuju puncak kesuksesan tersebut.

Allah yang menunjukkan jalanNya

Kupikir belajar Bahasa Arab adalah pelarian Dari belajar TOEFL Yang tak kunjung naik scorenya untuk lanjut kuliah, awalnya memang begitu....