Minggu, 31 Maret 2013

prestise vs prestasi


Sekilas percakapan saya dengan bapak penjual es podeng di depan sebuah uiversitas islam negri daerah Ciputat
Bapak penjual es: jurusan apa neng?
Saya: ekonomi syar’ah, saya gak kuliah di sini pak
Bapak penjual es: di Muhammadiyah Jakarta?
Saya: bukan, saya kuliah di SEBI(Sharia Economic Banking Institute) daerah Sawangan
Bapak penjual es: memang yang kuliah di sini  hanya orang pintar, dan beruntung saja
Saya: dekat sedikit nada kesal namun berusaha tetap dengan  nada candaaan, dan yang punya duit pak, kata saya
Bapak: oh bukan
Saya: ya harus pak kalau gak punya duit gak bisa makan
haha.....saya dan bapak penjual es tertawa
Akhirnya teman saya ikut menimpali, gak juga pak  universitas  yang bagus dan gede  itu belum tentu mahasiswanya baik semua, karena kuliah itu tergantung kitanya. Mau kulaih di tempat sebagus apa juga kalau kita gak benar-benar ya sama aja, begitu juga sebaliknya  ketika kita kuliah di swasta atau di tempat yang tidak segede universitas ini kalu kita sungguh-sungguh pasti akan berhasil.
Bapak: iaya neng, kan tergantung juga abis lulus kuliah dia dapet kerja atau tidak. Ini neng es podeng nya udah  jadi
Saya dan teman: iya, makasi pak
Kami pun berlalu.
Kadang kita terpesona dengan tampilan luar dan lupa bahwa kampus yag besar belum tentu berhasil mencetak orang-orang besar. Mungkin kita dapat prestise karena kuliah di kampus besar dan megah tersebut tapi belum tentu kita mendapatkan prestasi. Karena nyatanya banyak juga orang yang bermasalah di negri ini justru lahir dari kampus-kampus tervaforit  di negri ini. Dimanapun kita kuliah atau belajar prestise memang penting namun yang jauh lebih penting adalah bagaimana kita bisa berprestasi. Karena prestise tanpa prestasi non sense.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Allah yang menunjukkan jalanNya

Kupikir belajar Bahasa Arab adalah pelarian Dari belajar TOEFL Yang tak kunjung naik scorenya untuk lanjut kuliah, awalnya memang begitu....