Jumat, 09 November 2018

Membangga Diri




Akhir-akhir ini penjualan saya meningkat, karena saya jualannya pake strategi marketing, selain itu saya juga punya banyak relasi. Nilai IPK saya semester ini juga naik, ini semua berkat usaha dan kerja keras, belajar tanpa kenal lelah. Sejauh ini hafalan saya lancar, karena saya rajin murojaah, tekun pantang, menyerah.
Pernahkan terbesit dalam hati kita perasaan seperti ini? Jika pernah mari kita beristighfar bersama. Kenapa? Karena ternyata itu adalah istagna. Apa itu istagna, secara Bahasa istagna berrati tidak memerlukan atau tidak membutuhkan. Dalam QS al-Alaq ayat 6-7 Allah sebutkan kata istagna.



كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَىٰ
  أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَىٰ  
Sekali-kali tidak, sungguh manusia itu benar-benar melampaui batas (6). Apabila mereka melihat dirinya serba cukup (7).
Istagna dalam surat Al-Alaq diartikan dengan serba cukup, merasa serba cukup tanpa bantuan dari Allah. Merasa kalau apa-apa yang sudah diraihnya selama ini, hanya karena usaha dan kerja kerasnya, bukan karena adanya campur tangan Allah. Padahal, segala yang sudah kita dapatkan di dunia ini, semua atas kehendakNya. Meski kita belajar dengan sangat giat, jika Allah belum berkehendak, mungkin saja kita tidak akan lulus ujian.
Bahkan dalam hal kebaikan sekalipun, misalnya kita mampu tilawah Quran 2 juz setiap harinya, itu bukan karena kita kuat. Tetapi karena Allah memberikan rasa kecintaan keimanan kepada kita, sehingga kita betah berlama-lama dengan Quran.
Allah berfirman dalam Q.S Al-Hujurat yang artinya “tetapi Allah menjadikan kamu cinta pada keimanan, dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu”.
Sifat istigna ini perlu kita waspadai, karena akan melahirkan sifat kesombongan dalam diri, merasa serba cukup, tidak memerlukan Allah, merasa semua hasil yang dia dapatkan adalah hanya hasil kerja kerasnya saja.. mari sama-sama kita insyafi, bahwa segala yang sudah kita dapatkan adalah karena kemahaannya Allah, bukan karena kuatnya kita.

Lembah kapuk,  9 November 2018


1 komentar:

Allah yang menunjukkan jalanNya

Kupikir belajar Bahasa Arab adalah pelarian Dari belajar TOEFL Yang tak kunjung naik scorenya untuk lanjut kuliah, awalnya memang begitu....