Jumat, 29 Maret 2013

catatan hati seorang santri




Masuk Pesantren? Oh no!!!
Tdak mungkin terjadi! Pasti hanya mimpi buruk. Aku harus segera bangun dari mimpi buruk ini. Tapi, ini bukan mimpi, ini kenyataan. Kenyataan pahit yang harus aku telan. Bukankah seharusnya aku sedang kuliah? Tapi kenapa aku terdampar di sini? Di tempat yang penuh dengan kekangan ini?

Aku tak tahu, entah kenapa tiba-tiba aku harus terdampar di planet bernama Pesantren ini. Planet dengan penghuni yang aneh, memakai kerudung lebar, tidak ada komunikasi antara laki-laki dan perempuan, tidak ada internet, tidak ada acara jalan-jalan. Huh!! Hari-hariku pasti akan suram di sini, itu pikirku saat itu.

Aku tidak terbiasa dengan semua ini, semuanya serba ngantri, tidak boleh berisik, tidur tepat waktu, dibangunkan pagi-pagi buta. Tidak! Ini bukan duniaku. “Ishbir ya ukhti.” hanya kata itu yang biasa aku dengar. “Sabar sih sabar! Tapi semua kan ada batasnya.” batinku. Kufikir, penderitaan ini berakhir sampai di sini, ternyata tidak! Tidak ada hp ataupun intrnrt, bagaimana aku bisa menghubungi teman-temanku? Satu hp untuk 70 santri, nelfon cuma 10 menit, sma 4 kali dalam sebulan. Bisa gila aku di sini! Belum lagi kalau berpapasan dengan kaum Adam harus menundukkan pandangan. Kalau ada acara bareng antara laki-laki dan perempuan, pakai hijab atau pembatas biar gak saling melihat . Oh my God, apa-apaan ini?

Bagaimana mungkin aku harus bertahan di sini selam dua tahun? Kabur? Ya, mungkin itu satu cara agar aku bisa keluar dari sini. Tapi apa nantikata ibuku?ibuku pasti kan sangat kecewa, dan aku tidak mungkin mengecewakannya. Bertahan, mungkin hanya itu yang bisa akulakukan. Meski kadang aku lelah, lelah dengan cerita teman-temanku. Cerita perjalanan kuliah mereka yang penuh dengan warna-warna kehidupan yang indah. Sementara aku? Berdiam di asrama tanpa tahu dunia luar.

Bulan demi bulan aku lalui, tak terasa kini aku mulai nyaman tinggal di sini. Di sini tidak seburuk yang aku bayangkan ternyata. Teman-teman di sini begitu ramah, benar-benar sosok sahabat yang aku inginkan selama ini. Mereka ada kala aku senang, menghiburku kala aku sedih, mengingatkan jika aku sedang lalai. Di tempat ini pula akumendapatkan begitu banyak pelajaran. Tentang bagaimana indahnyahidup bersama, memahami satu sama lain. Semua itu tidak pernah aku dapatkan sebelumnya.

Hari-hari kuisi dengan menghafal kalam-kalamNya, membaca surat cinta dari Sang Pencipta, dan itu menjadikan aku semakin mencintaiNya. Kadang saat rasa jenuh itu menyapa, rehat sejenak pergi mentafakuri ciptaanNya berkumpul bersama teman-teman seperjuangan menciptakan energi kembali untuk terus belajar, belajar dan belajar.

Masuk pesantren bukanlah impianku. Tapi tahukah kalian? Semua mimpi yang pernah aku bangun terwujud di sini. Ketika dulu aku ingin ketemu penulis hebat, di sini aku bertemu dengan mereka. Ingin membaca buku-buku bagus, karena di daerahku masih sangat kurang buku, tapi di tempat ini aku melahap semuanya. Bertemu dengan orang dari berbagai pulau di Indonesia, Subhanallah, maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang akan kau dustakan?

Suatu ketika teman-temanku mengajak reunian. Awalnya aku enggan untuk hadir. Apalagi rata-rata temanku kuliah, aku pasti akan minder. Astaghfirullah aku segera menyadarinya. Malu? Kenapa aku harus malu? Bukankan menghafal Al-Qur'an itu tugas yang mulia? Tanpa diduga, sambutan teman-temanku sangat luar biasa. Bahkan aku dipanggil Ustadzah. he..he..Mereka menjadikan aku tempat bertanya berbagai persoalan. Subhanallah, indahnya! Meski aku tidak kuliah tapi ternyata aku bisa berbagi ilmu dengan mereka.

Satu hal yang selalu aku yakini, kerja keras dan pengorbanan itu akn mengantarkan pada sebuah kesuksesan. Awalnya aku juga tidak percaya, bagaiman mungkin aku bisa menghafal Al-Qur'an yang setebal itu? Tapi, lihatlah? Denagn izinNya, aku bisa! Terbayang olehku bagaimana-susahnya menghafal ayat demi ayat, bahkan sampai harus berlinang air mata. Tapi tak masalah bagiku, toh itu semua yang mudah-mudahkan akan mengantarkan aku pada surgaNya.

Begitulah skenario Allah, selalu ada kejutan dalam setiap episodenya. Dunia pesantren di mataku adalah dunia terindah yang pernah aku singahi. Dunia yang penuh dengan perjuangan, kerja keras, kebahagiaan, kesedihan, tapi semuanya terbingkai dalam keindahan. Kini aku sadar kenapa saat dulu  mengikuti tes masuk ke PTN aku tidak lulus, itu semua karen  Allah telah memilihkan tempat terindah untukku. Pesantren, sebuah university of life, kampus peradaban, karena didalamnya aku belajar untuk lebih beradab. Belajar memahami arti hidup yang sebenarnya.

Jangan pernah berfikir pesantren adalah penjara. Karena suatu saat kau akan tahu, pesantren adalah dunia terindah yang ada di dunia ini. Tak akan pernah habis kisahnya, kisah persahabatn yang dibalut dalam bingkai ukhuwah tertinggi. Dunia pesantren adalah dunia yang tak pernah aku impikan, namun dia singgah mengisi kehidupanku dengan berjuta pesona dan keindahan yang bukan hanya sekedar fatamorgana belaka.

Terimakasih ya Rabb, telah Engkau hantarkan hamba ke tempat ini, tempat yang menjadikan hamba semakin mencintaiMu. Terimakasih Ibu untuk semua kerja kerasmu dan semangat yang selalu engkau pancarkan. Terimakasih untuk teman-teman seperjuangan yang telah mengisi hari-hariku. Tanpa klian aku tak berarti.

Begitulah pada akhinya Allah tidak akan memberikan apa yang kita inginkan, tapi Allah memberikan apa yang kita butuhkan. Karena seberapapun indah rencana kita tetap rencana Allah jauh lebih indah.

1 komentar:

Allah yang menunjukkan jalanNya

Kupikir belajar Bahasa Arab adalah pelarian Dari belajar TOEFL Yang tak kunjung naik scorenya untuk lanjut kuliah, awalnya memang begitu....