Saya tahu ketakutan ini mungkin
muncul pada akhwat-akhwat yang sudah beberapa kali melakukan taaruf namun belum
berhasil, dan pada saat ditawari untuk taaruf lagi seringkali ada perasaan
takut gagal lagi dan memilih untuk istirahat sejenak. Ini menurut pengalaman
teman, yang akhirnya saya pun mengalami perasaan ini, hiks.... suatu ketika
saya pernah tanya pada salah satu teman,
“mbk kok gak minta ditaarufin sama
murabii”
Hm...trauma aku, gagal terus (tapi
sekarang belaiu ini udah nikah, Alhamdulillah)
Waktu itu dengan sok bijak saya
jawab, gak boleh gitu mbk, kita harus tetap ikhtiar, bla bla bla bla bla panjang kali lebar lah. Dan
seketika Allah memang uji perkataan saya ini. Kegagalan pertama masih woles,
berikutnya agak dipikirin. Selanjutnya nyerah, dan saya bilang saya lelah mau
break dulu kalau ada yang ngajak taaruf. Ini mestinya gak boleh dilakukan, tapi
jujur saja memang lelah, ingin menata hati terlebih dahulu, memuhasabah diri
dan banyak merenung. Sempat bertanya pada beberapa teman yang udah nikah,
“ikhwan itu cari yang sholehah apa
yang cantik teh?”
“Jawaban beliau diplomatis, kalau
kata ust salim ada ketidakjujuran dalam taaruf, bilangnya mau yang sholihah,
pas ditawarin akhwat ini nolak, yang itu nolak, ternyata karena yang dicari
yang cantik”
Hm...sampai disini saja saya udah
makin merenung......
Dan dalam perenungan itu Allah
memberikan harapan lewat kisah Julaibib dan kisah Ummu Aiman. Kita tahu bahwa Julaibib
adalah seorang sahabat yang dikisahkan memiliki fisik jelek, hitam pendek dan
tak bertahta. Saat Rasulallah bertanya, “wahai Julaibib kenapa kamu tidak
menikah” saya tidak laku ya Rasulallah (jawaban ini sungguh menyayat hati
saya). Rasulallah akhirnya menemui salah seorang sahabat untuk menjodohkan Julaibib
dengan anaknya, namun sahabat tersebut menolak. Tapi apakah jawaban dari puteri
sahabat tersebut “bagaimana mungkin aku menolak pilihan Rasulallah”.
Kisah berikutnya adalah kisah
pernikahan Ummu Aiman dan Zaid Bin Haritsah, Ummu Sulaim adalah ibu asuhnya
Rasulallah sedangkan Zaid adalah anak angkatnya Rasulallah bisa dibayangkan
berapa perbedaan usia nya. Dalam sebuah hadits Rasulalah berkata “Barang siapa yang ingin menikah dengan wanita ahli surga maka
hendaklah menikahi Ummu Aiman.”” Ummu Aiman
dan Zaid Bin Haritsah pun menikah, dari pernikahan mulia mereka lahirlah
mujahid mulia Usamah Bin Zaid.
Membaca kisah ini
seolah Allah memberikan pesan,” jangan bersedih, masih ada Zaid dan istri Julabib
di dunia ini, yang menerima bukan karena fisik semata, tapi karena ada tujuan
yang jauh lebih besar, yaitu menjadikan pernikahan sebagai estafet perjuangan
dakwah dengan melahirkan generasi-generasi Rabbani.
Lembah kapuk, 11 november
Tidak ada komentar:
Posting Komentar