Mimpiku
hari ini adalah kenyataan esok hari, kenyataan hari ini adalah mimpiku kemarin
(Hasan Al-Bana)
Teh
ada acara bedah buku “ketika mas gagah pergi,” besok di UPI(Universitas Pendidikan Indonesia)
jam 09.30. tiba-tiba sebuah sms masuk. Antara perasaan cemas dan bahagia
bersatu. Cemas karena aku takut tidak bisa mengikuti acara itu, masalah kantong
kering tentu saja. Bahagia, sudah lama terimpikan untuk bertemu dengan mbak Helvi
salah satu penulis favorit saya. Sampai malam saya masih gelisah, ikut atau
tidak. Apalagi saat saya ngajak teman-teman yang lain, mereka tidak bisa.
Semakin menambah keraguan di hati saya. Akhirnya saya harus menganbil keputusan
walau pahit sekalipun. Pinjam uang ke temen, walau entah dengan apa saya nanti
menggantinya. Dimana ada kemaun disitu ada jalan, pepatah itu yang tetap saya yakini, pada akhirnya ALLAH memang
memberikan jalan. Hari itu kebetulan ada rombongan siswa yang mau ke Bandung,
walau dengan perasaan malu saya ikut nebeng ke mereka “lumayan hemat ongkos.”
Berangkat jam 08.00 jadwal yang dijanjikan, 07.30 saya masih santai toh biasanya
juga ngaret batin saya. dugaan saya
salah, Ternyata mereka berangkat 08.30
tepat saat saya sedang mandi. Ketinggalan bis itu hal pertama yang saya sadari
saat membuka smas dan ada 2 missedcall. Satu pelajaran berharga yang saya
dapatkan” jangan berleha-leha dan menyepelekan waktu.”
Rupanya
semangat untuk bertemu mbak Helvi masih bergemuruh, saya tidak mungkin menyi-nyiakan
kesempatan ini. Meski masih memendam kekecewaan, akhirnya saya naik elf. Sekali
lagi ALLAH benar-benar menunjukan kuasanya. Tepat pada saat elf yang saya
tumpangi melintasi POM bensin, saya melihat mobil rombongan. Rupanya kekuatan
saya belum cukup untuk turun dari elf dan bergabung bersama rombongan.
Sepanjang perjalanan saya mengutuk diri sendiri, betapa pengecutnya saya. saya
bertekad saat itu, jika mobil yang saya tumpangi berhenti di pasar maka saya
akan turun. Mobil tetap melaju. Saya bener-bener H2C, mungkin takdir saya harus naik mobil elf. Tapi
entah kenapa hati saya seolah menolak itu, dia terus bergemuruh. Akhirnya saat
detik-detik yang menegangkan, sebuah mobil bus melaju, tepat saat itu mata saja
menagkap siluet bayangan mobil rombongan, ini bukan halusinasi ini nyata. Dengan segenap
kekuatan saya loncat dari elf saya kejar bus itu dan huff.....
Ketemu ddi
mesjid AL_FURQAN UPI aja ya
Maaf teh saya
kurang tau UPI nih.
teh Sri memberikan rute yang bikin saya
bingung sebenarnya hihi....akhirnya setelah muter-muter ketemu juga.
Ayo acaranya
udah mau dimulai, mbak Helvinya udah datang.
###
Segenap
kekuatan saya kumpulkan kembali untuk meniki tangga, meski perjalanan tadi
begitu melelahkan, semua itu terbayar saat saya benar-benar melihat mbak helvi berada di depan saya. 2 jam
lamanya saya hanyut mendengarkan mbak Helvi,
sesekali diselingi dengan cerita yang mengundang tawa. Saya tidak menyangka
ternyata kish perjalanan mbak helvi menjadi seorang penulis begitu berliku.
Usaha saya selama ini ternyata belum ada apa-apanya.
Subhanallah, perjuangan saya tidak sia-sia
ternyata. Perjalanan bertahun-tahun
ingin bertemu mbak Helvi, penulis
favorit saya akhirnya hari ini ALLAH
mentakdirkannya. Uniknya dalam acara tersebut saya satu-satunya peserta
yang bukan anak UPI, meskipun begitu mereka sepertinya tidak menyadariJ.
Sepulang dari
acara dengan segenap inspirasi yang saya bawa, rasanya tidak akan terbendung
sebelum saya bisa meluapkannya. Jadilah teman saya sebagai sasarannya, saya
terus bercerita tentang pelajaran yang saya dapatkan, terutama buku “KETIKA MAS
GAGAH PERGI” saya benar-benar
merekomendasikan untuk dibaca.
Kamu kenapa tiba-tiba nyuruh saya baca buku ini
Buku ini bagus
banget,suer. Pokoknya mbak ade harus
baca. Seluruh mahasantri di sini wajib, kudu, baca.
kamu lupa mahasantri di sini gak boleh baca novel,
takut mengganggu konsentrasi menghafalnya.
Kali ini tidak,
buku ini dijamin bakal menambah konsentrasi mereka.maksa banget ya hehe....
Ok deh nanti ana
coba izin dulu sama mudir, mudah-mudahan diizinin
Ya semoga.
Perlahan
kubuka kembali sebuah diary yang telah usang. terpampang sebuah judul MY DREAM.
Ketemu dengan mbak helvi tiana rosa, mimpi itu kini terwujud, terdapat sebuah tanda ceklis di sana. Saatnya
menuju peraduan, bersamaan dengan menutupnya mata aku
lantunkan sebuah doa “semoga kelak aku bisa menjadi penulis seperti mbak Helvi.”
wah...subhanallah teh umiiii..daebak petualangannya!! ii pingin...*aku ngiri* nanti kalo ada acara ketemu penulis gitu ajak aku ya teeh..^^
BalasHapusamiin..
main juga ke blogku ya teh
gampang lah, tar aku ajakin banyak kok acara kepenulisan. iya maaf nih belum sempat mampir:)
BalasHapus