Ini kisah tetang seorang sahabat yang darinya kita akan belajar bahwa fisik bukanlah ukuran kemuliaan seseorang. Namanya Julaibib, pendek, hitam, jelek dan tidak bertahta. Julaibib selalu minder ketika Rasulallah menanyakan perihal pernikahan
“aku ini tidak laku ya Rasulallah”
lau kemudian Rasulallah menjawab “wahai Julaibib kamu laku di mata Allah”.
Hingga kemudian Rasulallah menemui salah seorang sahabat. Aku ingin meminang puterimu, sahabat tersebut teramat bahagia karena puterinya akan dinikahi oleh seorang rasul, tapi bukan untuk aku melainkan untuk Julaibib. Julaibib ya Rasulallah, wajah sahabat tersebut seketika murung. Hal inipun disampaikan kepada sang istri, maka tanggapan sang istripun tidak jauh berbeda. Namun sang putri yag mendengan percakapa tersebut berkata “ bagaimana mungkin aku menolak pilihan Rasulallah”. Maka menikahlah Julaibib dan wanita sholehah tersebut, wanita yang tidak menjadikan fisisk sebagai barometer utama dalam memilih pasangan hisup.
Suatu ketika, saat datang panggilan jihad di perang uhud Julaibib pun ikut serta di dalamnya. Saat perang perang berakhir, Rasulallah bertanya kepada sahabat, “wahai sahabat siapa diantara kalian yang syahid. Satu persatu sahabat menyebutkan nama sahabat yang syahid para perang uhud”.
Dan Rasulallah berkata “dimana Julaibib, adakah yang melihat dia?.
maka sahabat pun mencari Julaibib. Julaibib ditemukan syahid diantara para musyrikin, Rasulallah teramat merasa kehilangan dan berkata “ Julaibib adalah bagian dari ku, dan aku adalah bagian dari Julaibib” .
MasyaAllah Rasulallah menggambarkan betapa beliau teramat dekat denga Julaibib. Dan Julaibib seorang yag tidak dikenal di bumi, namun justeru dikenal di langit. Di dunia ia mendapatkan isteri yag sholihah dan di akhirat mendapatkan bidadari yang telah Allah persiapkan dari balasan syahidnya.
dari kisah ini mari kita belajar, bahwa fisik bukanlah ukuran kemuliaan seseorang. Tampilan yang kita miliki adalah takdir dari Allah, sedangkan kualitas keimanan adalah sebuah proses yang tidak semua orang mampu mendapatkannya.
*sumber: kemanakah kulabuhkan hati ini, parenting nabawiyyah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Allah yang menunjukkan jalanNya
Kupikir belajar Bahasa Arab adalah pelarian Dari belajar TOEFL Yang tak kunjung naik scorenya untuk lanjut kuliah, awalnya memang begitu....
-
Dimanapun, kapanpun Allah selalu memberikan kesempatan kita untuk terus belajar, belajar menjadi guru yang baik, adik yang baik, kaka...
-
Akhir-akhir ini penjualan saya meningkat, karena saya jualannya pake strategi marketing, selain itu saya juga punya banyak relasi. N...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar