Sekilas
percakapan saya dengan bapak penjual es podeng di depan sebuah uiversitas islam
negri daerah Ciputat
Bapak penjual es:
jurusan apa neng?
Saya: ekonomi
syar’ah, saya gak kuliah di sini pak
Bapak penjual es:
di Muhammadiyah Jakarta?
Saya: bukan, saya
kuliah di SEBI(Sharia Economic Banking Institute) daerah Sawangan
Bapak penjual es:
memang yang kuliah di sini hanya orang
pintar, dan beruntung saja
Saya: dekat
sedikit nada kesal namun berusaha tetap dengan nada candaaan, dan yang punya duit pak, kata
saya
Bapak: oh bukan
Saya: ya harus
pak kalau gak punya duit gak bisa makan
haha.....saya dan bapak penjual es tertawa
Akhirnya teman
saya ikut menimpali, gak juga pak universitas yang bagus dan gede itu belum tentu mahasiswanya baik semua,
karena kuliah itu tergantung kitanya. Mau kulaih di tempat sebagus apa juga
kalau kita gak benar-benar ya sama aja, begitu juga sebaliknya ketika kita kuliah di swasta atau di tempat
yang tidak segede universitas ini kalu kita sungguh-sungguh pasti akan
berhasil.
Bapak: iaya neng,
kan tergantung juga abis lulus kuliah dia dapet kerja atau tidak. Ini neng es
podeng nya udah jadi
Saya dan teman:
iya, makasi pak
Kami pun berlalu.
Kadang kita
terpesona dengan tampilan luar dan lupa bahwa kampus yag besar belum tentu
berhasil mencetak orang-orang besar. Mungkin kita dapat prestise karena kuliah
di kampus besar dan megah tersebut tapi belum tentu kita mendapatkan prestasi.
Karena nyatanya banyak juga orang yang bermasalah di negri ini justru lahir
dari kampus-kampus tervaforit di negri
ini. Dimanapun kita kuliah atau belajar prestise memang penting namun yang jauh
lebih penting adalah bagaimana kita bisa berprestasi. Karena prestise tanpa
prestasi non sense.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar