Jika kemuliaan
diukur dengan kecantikan, kekayaan, nasab atau keturunan tentu sudah banyak yang protes sama Allah,
karena tidak semua orang Allah berikan hal tersebut. Tapi apakah iya kalau kita
tidak memiliki 3 hal tersebut kita ini menjadi hina? Sementara ketiga hal tersebut bukan kita yang
memilihkan, tapi itu semua sudah Allah takdirkan. Maka mari kita belajar
bagaimana menjadi mulia, dan bagaimana agar tidak menjadi hina.
Pertama mari
belajar dari Nabi Adam, Nabi aAam adalah mulia, karena seorang Nabi padahal Nabi
Adam pernah gagal. Gagal mentaati salah satu perintah dari Allah yaitu dilarang
memakan buah khuldi, tapi apa yang
menjadikan Adam mulia, lihat di surat Al-A’raf ayat 23 doa Nabi Adam “ ya
tuhan kami, kami telah mendzalimi diri kami sendiri, jika engkau tidak
mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk
orang-orang yang rugi”. Adam menjadi mulia bersebab kegagalan yang telah
dilakukannya manjadikan adam berintrospeksi diri, mengakui kesalahan dan
memohon ampun pada Allah SWT. Selanjutnya mari kita lihat Iblis, Iblis adalah
makhluk yang sukses pada awalnya, bersujud ratusan tahun pada Allah. Dan apa
yang menjadikan iblis menjadi makhluk yang pasti akan menajdi penghuni neraka,
bersebab perkataannya dalam surat Al-A’raf ayat ayat 12 “aku lebih baik daripada
Adam, aku diciptakan dari api sedangkan Adam dari tanah”. Karena kesombongannya
Iblis menjadi makhluk yang hina. Nabi adam adalah contoh bagaimana sukses dengan
kegagalannya, sedangkan Iblis adalah contoh yang gagal dengan kesuksesannya.
Hari ini saat
kita merasa gagal, melakukan maksiat maka mari menjadi Adam yang mengakui
kesalahan kita, dan bertobat pada Allah. Dan jika hari ini kita merasa telah
menjadi lebih baik dari yang lain, maka mari beristighar, jangan-jangan salah
satu sifat Iblis sedang ada pada diri kita. Dengan kegagalan Adam menjadi
mulia, dengan kesuksesan Iblis menjadi hina, jadi? Siapakah yang menentukan
hina dan mulianya kita? Sikap kita yang menentukannya.
To be continue part 2....
Lembah kapuk daarussalam, 29
maret 2019